Friday, 30 August 2013

rahasia di balik kemenangan fatin dan penyanyi idol lainya

" Skenario yahudi dalam ajang pencarian bakat "


Kaum muslimin Indonesia jangan senang dulu dengan kemenangan Fatin Shidqia Lubis sebagai juara 1 dalam acara X Factor Indonesia. Sebab sesungguhnya ajang ajang pencarian bakat seperti ini mempunyai misi tersembunyi yang tidak tampak secara kasat mata. Diperlukan kemampuan menganalisa dari orang yang ahli dan mempunyai semangat keberpihakan kepada Islam dan kaum muslimin.

Ketahuilah, ajang pencarian bakat seperti ini sebenarnya tidak lepas dari skenario yahudi. Mereka menyadari bahwa cara paling ampuh melumpuhkan para pemuda muslim ialah menjauhkan mereka dari gaya hidup Islam dan mendekatkan mereka kepada hedonisme dan hiburan. Hal inilah yang diucapkan Gleed Stones, mantan Perdana Menteri Inggris.

Gleed Stones berpendapat :

“ Percuma kita memerangi umat Islam, kita tidak akan mampu menguasainya selama di dada para pemuda Islam ini bertengger Al Qur'an.Tugas kita sekarang ialah mencabut Al Qur'an dari hati mereka, baru kita akan menang dan menguasai mereka. Minuman keras dan musik lebih menghancurkan umat Muhammad dari pada seribu meriam. Oleh karena itu, tanamkanlah dalam hati mereka rasa cinta terhadap materi dan seks. ”

Maka cara ampuh yang mereka lakukan ialah mempromosikan ajang pencarian bakat ke negara negara muslim. Indonesian Idol seperti kita ketahui dibawa masuk ke negara kita oleh perusahaan hiburan dari Amerika Serikat bernama Fremantle Media. Fremantle Media ialah perusahaan yang dimiliki oleh seorang kapitalis yahudi, Rupert Murdoch.

Kini prototype ajang pencarian bakat menjamur dengan bentuk beragam, termasuk X Factors. Sama seperti American Idol, X Factor dibentuk oleh Simon Cowell dan diproduksi Fremantle Media. Simon Cowell sendiri berlatar belakang yahudi dengan ibu seorang pemeluk kristen. Dan dua sejoli antara Simon Cowell dan Rupert Murdoch ialah para kreator yang sangat gigih memproduksi acara pencarian bakat yang kemudian disebar ke negara negara muslim.

Di luar negeri sana, acara X Factor tidak banyak direspon oleh umat Islam, sebab mereka tahu siapa dalang di balik acara ini. Meski terdapat kontestan muslim seperti Yousseph Slimani dalam acara The X Factors tahun 2005 di Inggris, tetapi respon muslim Inggris tidak seperti di Indonesia. Sebab muslim Inggris tahu, acara pencarian bakat seperti X Factors tidak akan pernah bisa menaikkan harkat dan martabat muslim di Inggris. Hasilnya, Yousseph Slimani hanya sampai babak perempat final.

Beda Inggris, beda Indonesia. Meski Indonesia ialah negara dengan penduduk mayoritas muslim, ketidakpercayadirian justru menghinggapi kita, dengan menganggap kemenangan Fatin ialah kemenangan kaum muslimin. Anggapan seperti ini sangat memprihatinkan, jika kita mau menyadari siapa perintis acara ini.

Dari dulu saya sudah mencium hal ini terjadi dalam keikutsertaan Fatin. Tidak lama setelah Fatin tampil, Bruno Mars langsung memberikan dukungan. Bruno memberi dukungan bukan sekedar disebabkan suara Fatin, tetapi lebih dari itu yaitu sebab Fatin berjilbab. Bruno inilah penyanyi yang mempromosikan pemahaman atheisme lewat lagunya " It Will Rain " .

Inilah sebabnya, kemenangan Fatin tentu membuat kita kuatir ada semacam pembenaran bagi kaum muslimah berbondong bondong membanjiri ajang pencarian bakat seperti ini. Tubuh dan wajah mereka menjadi santapan 250 juta rakyat Indonesia. Mereka meliuk liuk dan menyanyi bersahut sahutan hanya demi ribuan SMS. Para muslimah kita nanti memiliki dalih, saat memasuki gelanggang yang sebenarnya jebakan yahudi ini dengan satukalimat : " Tidak ada masalah dengan yang kami lakukan, yang penting kami tetap berjilbab " .

Mari kita mencermati perkataan Syaikh Muhammad Quthb,

“ Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik asal dia pernah mendapatkan pengasuhan seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya. Itulah sebabnya, yang dihancurkan pertama kali oleh yahudi ialah kaum wanita. ”

* Muhammad Pizarro Novelan Tauhidi, kordinator Kajian Zionisme Internasional ( KaZI ) *


semoga bermanfaat untuk kita semua,,...
  • Blogger Comments

0 comments:

Post a Comment

Top