Tuesday 17 September 2013

5 dampak buruk makanan haram yang perlu kita ketahui


يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mukminun: 51)

Diperintahkanya kita untuk makan makanan yang baik sbelum beribadah tentu bukan omongkosong penghias bahasa alquran, didalamnya terdapat pelajaran besar yang patut kita amalkan, makanan itu sendiri member pengaruh yang begitu kuat dalam proses peribadahan seseorang.

Ibnu Katsir berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya dari para Rasul ‘Alaihimus Shalatu Wassalam Ajma’in untuk makan yang halal dan menjalankan amal shalih. Ini menunjukkan bahwa makanan halal membantu untuk beramal shalih. Lalu para nabi menjalankan perintah ini dengan sempurna. . .”

Kebanyaan dari kita malah merasa bangga jika makan makanan yang haram, katakana saja restoran katak, kita akan sangat bangga jika sudah menjajalnya, padahal Sebagian ulama berkata: Setiap apa yang Allah Ta’ala halalkan maka pasti ia baik dan bermanfaat untuk fisik dan agama seseorang. Sebaliknya, setiap apa yang Allah haramkan maka itu buruk dan berbahaya terhadap fisik dan agamanya.” (Dinukil Ibnu Katsir dalam tafsirnya)


Dampak Buruk Makanan Haram

Di antara dampak buruk yang diakibatkan dari makanan yang haram adalah:

1.                  merusak hati
 Apa yang dikonsumsi seseorang ke dalam perutnya memiliki hubungan sangat erat dengan hatinya, antara sehat dan rusaknya hati. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak.” Kemudian sesudah itu beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.” (Muttafaq ‘Alaih)

Maka orang-orang yang biasa mengonsumsi makanan haram hatinya akan menjadi keras dan kasar. Karena Allah mencabut rasa iba, lemah lembut, dan penyayang dari hati mereka. Sehingga mereka tidak merasa kasihan kepada orang fakir dan tidak terketuk hatinya membantu orang-orang yang kesusahan.

2.                  Doa sulit dikabulkan
Dalilnya, hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang menyebutkan seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.’ Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?” (HR. Muslim)

Umar bin al-Khathab berkata, “Dengan menjauhi apa yang Allah haramkan dan bertasbih maka doa akan dikabulkan.”
3.                  Merusak amal-amal shalih.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Shalat tidak diterima tanpa bersuci & tidak pula shaqadah yang dari kecurangan itu akan diterima.” (HR. Muslim)

Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata, “Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang di dalam lambungnya terdapat makanan haram”

4.                  merasa hina dan rendah
 Mengonsumsi makanan haram akan merasa hina dan rendah diri karena dia hidup di atas kezaliman terhadap orang lain, memakan harta mereka dan merampas hak-hak mereka. Sehingga hatinya merasa hina dan jiwanya merasa rendah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Dan dosa adalah sesuatu yang membuat goncang hatimu dan engkau tidak suka orang-orang mengetahuinya.” (HR. Muslim)

5.                  Merusak keturunan
Dengan member makanan haram trhadap dirinya sendir ataupun keluarganya akan merusak keturunanya, bak dari segi agama maupun akhlak, Allah tidak menjaga mereka sebagai hukuman atas perbuatan orang tua yang mengambil yang haram. Karena anak yang shalih, baik, dan nurut menjadi pembahagia dan permata untuk orang tuanya.

Menjaga perut itu sangat penting, selain enghargai hukum syariat, kita juga menjad leblih sehat baik secara luar dan dalam, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT J, dan akhirnya kami tutup dengan ucapan Ibnu al-Munkadir “Sesungguhnya Allah akan senantiasa menjaga anak dan cucu orang shalih serta orang-orang disekitarnya dengan sebab dirinya. mereka senantiasa mendapat perlindungan dan pengamanan dari Allah.”
  • Blogger Comments

0 comments:

Post a Comment

Top