يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ
الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Hai
rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang
saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
Al-Mukminun: 51)
Diperintahkanya kita untuk makan makanan yang baik
sbelum beribadah tentu bukan omongkosong penghias bahasa alquran, didalamnya
terdapat pelajaran besar yang patut kita amalkan, makanan itu sendiri member pengaruh
yang begitu kuat dalam proses peribadahan seseorang.
Ibnu
Katsir berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya dari para Rasul
‘Alaihimus Shalatu Wassalam Ajma’in untuk makan yang halal dan menjalankan amal
shalih. Ini menunjukkan bahwa makanan halal membantu untuk beramal shalih. Lalu
para nabi menjalankan perintah ini dengan sempurna. . .”
Kebanyaan dari kita malah merasa bangga jika makan
makanan yang haram, katakana saja restoran katak, kita akan sangat bangga jika
sudah menjajalnya, padahal Sebagian ulama
berkata: Setiap apa yang Allah Ta’ala halalkan maka pasti ia baik dan
bermanfaat untuk fisik dan agama seseorang. Sebaliknya, setiap apa yang Allah
haramkan maka itu buruk dan berbahaya terhadap fisik dan agamanya.” (Dinukil
Ibnu Katsir dalam tafsirnya)
Dampak
Buruk Makanan Haram
Di
antara dampak buruk yang diakibatkan dari makanan yang haram adalah:
1.
merusak
hati
Apa yang dikonsumsi seseorang ke dalam
perutnya memiliki hubungan sangat erat dengan hatinya, antara sehat dan rusaknya hati. Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda,
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya
terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh
orang banyak.” Kemudian sesudah itu beliau bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya
di dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh
tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia
adalah hati.” (Muttafaq ‘Alaih)
Maka
orang-orang yang biasa mengonsumsi makanan haram hatinya akan menjadi keras dan
kasar. Karena Allah mencabut rasa iba, lemah lembut, dan penyayang dari hati
mereka. Sehingga mereka tidak merasa kasihan kepada orang fakir dan tidak
terketuk hatinya membantu orang-orang yang kesusahan.
2.
Doa sulit
dikabulkan
Dalilnya,
hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang menyebutkan seorang laki-laki
yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan berdebu.
Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo'a: ‘Wahai Tuhanku, wahai
Tuhanku.’ Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang
haram, pakaiannya dari yang haram dan dikenyangkan dari yang haram, maka
bagaimanakah Allah akan memperkenankan do'anya?” (HR. Muslim)
Umar
bin al-Khathab berkata, “Dengan menjauhi apa yang Allah haramkan dan bertasbih
maka doa akan dikabulkan.”
3.
Merusak
amal-amal shalih.
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Shalat tidak diterima tanpa bersuci
& tidak pula shaqadah yang dari kecurangan itu akan
diterima.” (HR. Muslim)
Ibnu
Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata, “Allah tidak akan menerima shalat seseorang
yang di dalam lambungnya terdapat makanan haram”
4.
merasa
hina dan rendah
Mengonsumsi makanan haram akan merasa hina dan
rendah diri karena dia hidup di atas kezaliman terhadap orang lain, memakan
harta mereka dan merampas hak-hak mereka. Sehingga hatinya merasa hina dan
jiwanya merasa rendah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ
وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Dan
dosa adalah sesuatu yang membuat goncang hatimu dan engkau tidak suka
orang-orang mengetahuinya.” (HR. Muslim)
5.
Merusak keturunan
Dengan member makanan haram trhadap dirinya sendir
ataupun keluarganya akan merusak keturunanya, bak dari segi agama maupun akhlak, Allah tidak
menjaga mereka sebagai hukuman atas perbuatan orang tua yang mengambil yang
haram. Karena anak yang shalih, baik, dan nurut menjadi pembahagia dan permata
untuk orang tuanya.
Menjaga
perut itu sangat penting, selain enghargai hukum syariat, kita juga menjad
leblih sehat baik secara luar dan dalam, semoga kita selalu dalam lindungan
Allah SWT J, dan akhirnya kami tutup dengan ucapan Ibnu al-Munkadir “Sesungguhnya
Allah akan senantiasa menjaga anak dan cucu orang shalih serta orang-orang
disekitarnya dengan sebab dirinya. mereka senantiasa mendapat perlindungan dan
pengamanan dari Allah.”
0 comments:
Post a Comment