Tuesday, 3 June 2014

Masak Otak Saya Liberal ??


Muhammad Akrom Adabi


Masak Otak Saya Liberal ?? 


Kebetulan saya adalah lulusan SMP swasta di daerah saya, sekolah tersebut dahulu mencampurkan antara siswa dan siswinya dalam satu kelas, hal ini yang saya alami, meskipun dulu saya masih kecil dan tergolong anak yang pemalu, apalagi kalau ngobrol sama lawan jenis, ya mau gak mau, harus mati gaya.

Pencampuran antara siswa dan siswi dikelas memang bukan hanya di sekolah itu saja, hal ini banyak sekali diterapkan bahkan hampir seluruh sekolah di Indonesia, hanya beberapa yang tidak. Sehingga hubungan komunikasi antara laki-laki dan perempuan sangat terbiasa dan tidak ada canggungnya.

Setelah lulus saya melanjutkan ke sekolah swasta di daerah ujung Utara, saya jadi kaget saat tahu ternyata sekolah itu masih sangat menekankan batasan interaksi lawan jenis, namun anehnya justru dari sini saya kenal istilah NGE-TEM ( nongkrongin cewek-cewek ), bahkan kalau lihat cewek itu rasanya pengen tahu, “SOPO TO KWE NDOK??” saya jadi menambah hobi baru HAHAHAHA…..

Kaget memang, bagaimana ada kebiasaan seperti ini?? Bahkan di daerah yang masih menekankan aspek islam, setelah banyak berfikir ( befikir ngawur maksud saya ) saya punya sebuah kesimpulan ternyata pembatasan interaksi lawan jenis inilah yang menyebabkan adanya kebiasaan buruk NGE-TEM dan kebiasaan lain yang kaitannnya dengan wanita, buktinya ketika saya di SMP dulu saya gk kenal apa itu nongkrongin anak cewek, apa lagi rasa WAW ketika melihat cewek….kesimpulan ngawur ini saya yakini sampai akhirnya saya nemuin sebuah ucapan dari filosof bernama Om freud “ Bercampurnya lelaki dan perempuan membuat perasaan kita jadi bersih. Kesempatan untuk tertarik kepada lawan jenis semakin sedikit.”

SOPO TO OM FREUD IKU???

Lho ternyata dia filosof Yahudi asal Austria, namanya Sigmund Freud, ucapan tadi memang dianggap liberal dan telah banyak mengelabuhi banyak orang, saya malah kaget bukan kepalang, mosok otak saya liberal??

Akhirnya saya coba cari-cari tahu dan banyak nemuin cerita-cerita yang saya ringkas dibawah ini :

Dinasti Utsmani pernah mengutus Ahmad Wafiq Pasha ( kenal gak?? Baca buku sejarah to J ) ke Inggris untuk melakukan perundingan. Di sela-sela kunjungannya itu, seorang tokoh politik Eropa menyudutkan ajaran Islam yang dipegang oleh Dinasti Utsmani.

“Untuk apa kaum perempuan di Timur terkungkung di rumah sepanjang hidup, dan ruang mereka terpisah dari laki-laki!?”

“Karena mereka tidak ingin melahirkan anak dari selain suami mereka!” tukas Wafiq Pasha seketika.

Wong eropane mlongo….  LOL…..

Ya emang gitu, saya jadi inget nasihat guru saya, “ pemisahan antara laki-laki dan perempuan itu bukan sekolah yang buat peraturan, tapi memang dari sananya ( syariat Islam ), jadi sekolah Cuma menjalankan. Lha wong ada sekolah masih megang aturan Tuhan kog disalah - salahin….”, hal ini memang diterapkan dalam islam bukan dalam rangka  merendahkan martabat atau membatasi ruang gerak manusia, tapi dalam rangka menjaga kehormatan.

masyarakat Barat yang umumnya menganut kebebasan dalam pergaulan, mereka mengakui bahwa gaya hidup semacam itu merupakan sesuatu yang buruk bagi masa depan umat manusia.
Jadi inget pas dulu kebetulan diajar PPKN oleh guru saya, “ meskipun pergaulan bebas dianggap lazim dalam suatu daerah, tapi tetap saja pada hakikatnya itu adalah hal yang sangat tidak patut dilakukan menurut mereka “

Ya hal ini sesuai dengan kenyataan, di Italia misalnya, Negara yang tergolong sangat bebas antara  laki-laki perempuan, tapi nyatanya  Perdana Menteri silvio Berlusconi ( yang suka bola pasti kenal orang ini, Presiden AC MILAN ) karirnya tumbang gara-gara wanita, Bill Clinton Juga, adalagi mantan perdana mentri Israel Moshe Katsav, dan beberapa tokoh lain yang saya rangkum di artikel ini, itu tokoh lho… coba dihitung pakai teori gunung es,,, banyak lagi to pasti fakta yang belum terungkap.

Ya, Dalam ruang lingkup duniawi, pergaulan yang bebas memang sangat berpotensi merusak semua sendi kehidupan seseorang, baik yang terkait dengan keberlangsungan karir, ilmu pengetahuan, ketenteraman keluarga, keseimbangan ekonomi, dan lain sebagainya.

Karena itulah Islam menerapkan ajaran yang benar-benar ketat mengenai pergaulan, khususnya yang terkait hubungan lain jenis. Islam cenderung memisah ruang interaksi antara lelaki dan perempuan. Dalam QS Alu Imran ayat 13, Allah menyatakan bahwa ada sekian banyak nafsu yang terlihat indah dan menipu mata manusia. Yang disebut pertama kali dalam ayat tersebut adalah syahwat terhadap perempuan.

Dalam sebuah Hadis sahih, Rasulullah ? bersabda, “Sepeninggalku, tidak ada godaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki dibandingkan godaan perempuan.” (HR al-Bukhari ). Dalam Hadis sahih yang lain, beliau bersabda, “Hati-hatilah dengan (godaan) dunia dan hati-hatilah dengan (godaan) perempuan. Karena, penyebab pertama celakanya Bani Israil adalah perempuan.” (HR Muslim dari Abu Said al-Khudri).

Ketika sebuah umat atau sebuah bangsa sudah kehilangan militansi dan jati diri, maka sebenarnya mereka sudah musnah. Meski secara fisik mereka masih segar bugar, namun mereka hanyalah onggokan-onggokan tubuh yang sudah kehilangan kemanusiaannya.

Bahkan, jika mau obyektif, sebetulnya tidak ada satupun orang yang berpikiran bahwa seringnya berkumpul dengan lawan jenis membuat gairah birahi jadi turun, apalagi hilang. Gairah birahi justru meletup secara terus menerus karena adanya godaan, rangsangan, kesempatan dan sasaran. Dan, kenyataannya, masyarakat Eropa-Amerika yang menerapkan kebebasan pergaulan justru memiliki angka pemerkosaan, perselingkuhan, perzinahan dan prostitusi yang jauh lebih tinggi dibanding negara-negara Arab yang menerapkan pembatasan relatif ketat antar lain jenis.

Jadi, jalan paling aman ya ngikutin aja aturan yang sudah dibuat oleh tuhan, tuntunan yang sudah diajarin Nabi Muhammad SAW….

Satu hal yang saya sukai, ternyata apa yang kita fikir benar belum tentu benar, oleh sebab itu teruslah menggali informasi, saya sendiri pun tidak menjamin kalau pernyataan  saya ini benar hahaha…

SELAMAT MALAM BOS….  ISTIRAHAT DULUUU…….
  • Blogger Comments

4 comments:

Top