Masak Otak Saya Liberal ??
Kebetulan saya adalah
lulusan SMP swasta di daerah saya, sekolah tersebut dahulu mencampurkan antara
siswa dan siswinya dalam satu kelas, hal ini yang saya alami, meskipun dulu
saya masih kecil dan tergolong anak yang pemalu, apalagi kalau ngobrol sama
lawan jenis, ya mau gak mau, harus mati gaya.
Pencampuran antara siswa
dan siswi dikelas memang bukan hanya di sekolah itu saja, hal ini banyak sekali
diterapkan bahkan hampir seluruh sekolah di Indonesia, hanya beberapa yang
tidak. Sehingga hubungan komunikasi antara laki-laki dan perempuan sangat terbiasa
dan tidak ada canggungnya.
Setelah lulus saya
melanjutkan ke sekolah swasta di daerah ujung Utara, saya jadi kaget saat tahu
ternyata sekolah itu masih sangat menekankan batasan interaksi lawan jenis, namun
anehnya justru dari sini saya kenal istilah NGE-TEM ( nongkrongin cewek-cewek ),
bahkan kalau lihat cewek itu rasanya pengen tahu, “SOPO TO KWE NDOK??” saya
jadi menambah hobi baru HAHAHAHA…..
Kaget memang, bagaimana
ada kebiasaan seperti ini?? Bahkan di daerah yang masih menekankan aspek islam,
setelah banyak berfikir ( befikir ngawur maksud saya ) saya punya sebuah
kesimpulan ternyata pembatasan interaksi lawan jenis inilah yang menyebabkan
adanya kebiasaan buruk NGE-TEM dan kebiasaan lain yang kaitannnya dengan
wanita, buktinya ketika saya di SMP dulu saya gk kenal apa itu nongkrongin anak
cewek, apa lagi rasa WAW ketika melihat cewek….kesimpulan ngawur ini saya
yakini sampai akhirnya saya nemuin sebuah ucapan dari filosof bernama Om freud “
Bercampurnya lelaki dan perempuan membuat perasaan kita jadi bersih. Kesempatan
untuk tertarik kepada lawan jenis semakin sedikit.”
SOPO TO OM FREUD IKU???
Lho ternyata dia filosof
Yahudi asal Austria, namanya Sigmund Freud, ucapan tadi memang dianggap liberal dan telah banyak
mengelabuhi banyak orang, saya malah kaget bukan kepalang, mosok otak saya
liberal??
Akhirnya saya coba
cari-cari tahu dan banyak nemuin cerita-cerita yang saya
ringkas dibawah ini :
Dinasti Utsmani pernah
mengutus Ahmad Wafiq Pasha ( kenal gak?? Baca buku sejarah to J ) ke Inggris untuk melakukan
perundingan. Di sela-sela kunjungannya itu, seorang tokoh politik Eropa
menyudutkan ajaran Islam yang dipegang oleh Dinasti Utsmani.
“Untuk apa kaum perempuan
di Timur terkungkung di rumah sepanjang hidup, dan ruang mereka terpisah dari
laki-laki!?”
“Karena mereka tidak
ingin melahirkan anak dari selain suami mereka!” tukas Wafiq Pasha seketika.
Wong eropane mlongo…. LOL…..
Ya emang gitu, saya jadi
inget nasihat guru saya, “ pemisahan antara laki-laki dan perempuan itu bukan
sekolah yang buat peraturan, tapi memang dari sananya ( syariat Islam ), jadi
sekolah Cuma menjalankan. Lha wong ada sekolah masih megang aturan Tuhan kog
disalah - salahin….”, hal ini memang diterapkan dalam islam bukan dalam
rangka merendahkan martabat atau
membatasi ruang gerak manusia, tapi dalam rangka menjaga kehormatan.
masyarakat Barat yang
umumnya menganut kebebasan dalam pergaulan, mereka mengakui bahwa gaya hidup
semacam itu merupakan sesuatu yang buruk bagi masa depan umat manusia.
Jadi inget pas dulu
kebetulan diajar PPKN oleh guru saya, “ meskipun pergaulan bebas dianggap lazim
dalam suatu daerah, tapi tetap saja pada hakikatnya itu adalah hal yang sangat
tidak patut dilakukan menurut mereka “
Ya hal ini sesuai dengan
kenyataan, di Italia misalnya, Negara yang tergolong sangat bebas antara laki-laki perempuan, tapi nyatanya Perdana Menteri silvio Berlusconi ( yang suka
bola pasti kenal orang ini, Presiden AC MILAN ) karirnya tumbang gara-gara wanita,
Bill Clinton Juga, adalagi mantan perdana mentri Israel Moshe Katsav, dan beberapa tokoh lain yang saya rangkum di artikel ini, itu tokoh lho… coba dihitung pakai teori gunung es,,,
banyak lagi to pasti fakta yang belum terungkap.
Ya, Dalam ruang lingkup
duniawi, pergaulan yang bebas memang sangat berpotensi merusak semua sendi kehidupan
seseorang, baik yang terkait dengan keberlangsungan karir, ilmu pengetahuan,
ketenteraman keluarga, keseimbangan ekonomi, dan lain sebagainya.
Karena itulah Islam
menerapkan ajaran yang benar-benar ketat mengenai pergaulan, khususnya yang
terkait hubungan lain jenis. Islam cenderung memisah ruang interaksi antara
lelaki dan perempuan. Dalam QS Alu Imran ayat 13, Allah menyatakan bahwa ada
sekian banyak nafsu yang terlihat indah dan menipu mata manusia. Yang disebut
pertama kali dalam ayat tersebut adalah syahwat terhadap perempuan.
Dalam sebuah Hadis sahih,
Rasulullah ? bersabda, “Sepeninggalku, tidak ada godaan yang lebih berbahaya
bagi kaum lelaki dibandingkan godaan perempuan.” (HR al-Bukhari ). Dalam Hadis
sahih yang lain, beliau bersabda, “Hati-hatilah dengan (godaan) dunia dan
hati-hatilah dengan (godaan) perempuan. Karena, penyebab pertama celakanya Bani
Israil adalah perempuan.” (HR Muslim dari Abu Said al-Khudri).
Ketika sebuah umat atau
sebuah bangsa sudah kehilangan militansi dan jati diri, maka sebenarnya mereka
sudah musnah. Meski secara fisik mereka masih segar bugar, namun mereka
hanyalah onggokan-onggokan tubuh yang sudah kehilangan kemanusiaannya.
Bahkan, jika mau
obyektif, sebetulnya tidak ada satupun orang yang berpikiran bahwa seringnya
berkumpul dengan lawan jenis membuat gairah birahi jadi turun, apalagi hilang.
Gairah birahi justru meletup secara terus menerus karena adanya godaan,
rangsangan, kesempatan dan sasaran. Dan, kenyataannya, masyarakat Eropa-Amerika
yang menerapkan kebebasan pergaulan justru memiliki angka pemerkosaan,
perselingkuhan, perzinahan dan prostitusi yang jauh lebih tinggi dibanding
negara-negara Arab yang menerapkan pembatasan relatif ketat antar lain jenis.
Jadi, jalan paling aman
ya ngikutin aja aturan yang sudah dibuat oleh tuhan, tuntunan yang sudah diajarin
Nabi Muhammad SAW….
Satu hal yang saya sukai,
ternyata apa yang kita fikir benar belum tentu benar, oleh sebab itu teruslah
menggali informasi, saya sendiri pun tidak menjamin kalau pernyataan saya ini benar hahaha…
SELAMAT MALAM BOS…. ISTIRAHAT DULUUU…….
Keren nih postnya jadi nambah ilmu
ReplyDeleteMantap Mas , jadi ngerti aku
ReplyDeletemantab djaja
ReplyDeletehehe,,,, makasih om
Delete