Sejarah Ibnu
Firnas, ilmuwan muslim Penggagas prototype
pesawat terbang
pertama
Sekitar 9 tahun
yang lalu saya pernah memainkan sebuah
game anak-anak yang diproduksi oleh game house, nampak asyik dan sangat seru
untuk ukuran game mini. Game ini sangat mendidik, dengan beberapa pilihan
metode pembelajaran, saya memang pecinta game, hingga sampai saat ini masih
melekat pula bagaimana gambaran dan audio di game-game yang pernah saya
mainkan, termasuk game tadi. Saya masih ingat bagaimana program tersebut mengajarkan
saya “ whrigt bersaudara adalah penemu pertama pesawat terbang “ begitu bunyi
audio tersebut dengan gambar animasi virtual yang menarik keingin-tahuan
anak-anak.
Jika membuka
buku-buku berliterature sejarah, tentu
kita akan menemukan catatan sejarah pesawat terbang diciptakan oleh ilmuwan
barat seperti roger bacon, sir george calley, otto littental dan santos dummon.
Atau yang banyak sekali tertera dalam buku-buku bahwa Roger Bacon menemukan
konsep kemudian dikembangkan oleh duo amerika, Wright Bersaudara (Orville
Wright dan Wilbur Wright).
Beberapa
fakta-fakta diatas membuat kita sangat familiar dengan wright bersaudara dan ilmuwan non uslim lain
sedangkan fakta sejarah mengenai ibnu firnas pun terkubur bersama ide cemerlangnya,
kita sebagai muslim malah lebih sering mengenal sosok sejarawan dan para
penggebrak dunia yang notabenya non muslim, kalau bukan kita yang mengenal
sejarah islam itu sendiri lalu siapa lagi?? Mari kita coba menengok sejarah.
Sejarah keemasan
islam di tanah hispania ( andalusia ) sudah tidak bisa disembunyikan lagi,
apalagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta cendekiawan-cendekiawan
muslim yang terus bermunculan kala masa keemasan islam. Beberapa catatan
sejarah dan buktinya pun masih tersisa sampai saat ini, dalam bidang
pengetahuan bisa kita temukan banyak nama, diantaranya Abul Hasan al-Kalasadi dengan kecerdasanya
dalam matematika, dalam bidang pertanian ada Syekh zakaria Ibnu al-Awwam, dalam bidang astronomi pun juga ada, ia adalah
Ibnu Al Samh, dan sederet nama-nama ilmuan muslim yang sangat beragam, dalam
bidang penerbangan juga ada, dia adalah Ibnu Firnas.
Tak banyak
remaja muslim yang mengenal sejarah Ibnu firnas itu sendiri, oleh sebab itu
saya ingin mengajak pembaca untuk menjadi satu dari orang yang tak banyak
tersebut. Abbas Qosim ibnu Firnas, dilahirkan pada tahun 810 M di Korah takrna
,Izn-Rand Onda, Andalus ia, yang letaknya sekarang berada di ronda, spanyol. Ia lahir pada masa pemerintahan dinasti
Umayyah. Selain dikenal sebagai seorang ilmuwan penerbangan di masanya, ibnu
firnas juga seorang ahli astronomi, matematika dan kimia, Ia tercatat memiliki
karya-karya monumental seperti konsep tentang terjadinya halilintar dan kilat, Ia
juga pernah membuat alat pendeteksi waktu, yang ia persembahkan khusus untuk
Amir Muhammad bin Abdurrahman. Alat ini diberi nama 'al-Minqalah', saya sendiri
belum pernah melihat seperti apa itu al-minqalah. Tidak cuma itu, dia juga
berhasil menciptakan gelas berwarna. Dalam bidang astronomi, Ibnu Firnas pun
mampu menciptakan semacam rantai cincin untuk menjelaskan pola gerakan planet
dan bintang. Apakah anda pernah melihat jam air?? Benda ini juga merupakan
penemuan ibnu firnas, orang-orang menyebut jam ini dengan nama al-maqata. Ilmuwan
hebat seperti ini bagaimana kita tidak mengenalnya?? Selain itu, Ibnu Firnas
pun menunjukkan cara bagaimana memotong batu kristal yang saat itu hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang Mesir.
Sebagai seorarng
imuwan beliau memiliki impian beliau ingin manusia bisa terbang bebas laksana burung di
angkasa. Sekitar tahun 852 M, Ibnu Firnas, mulai meneliti gerak aerodinamika,
fisika udara, anatomi burung dan kelelawar. Dengan kerja keras yang memeras
keringat dan usaha akhirnya beliau berani mengklaim bahwa manusia pun bisa
terbang di udara, kemudian pria yang di barat dikenal dengan nama armen firman
ini membuat sebuah prototipe atau sebuah kerangka pesawat terbang, mungkin
masih sangat sederhana, dengan membuat 2 kerangka yang menyerupai sayap burung
yang di beri bulu-bulu. melalui keberanian yang matang beliau mengumpulkan
warga cordoba untuk melihat aksi gilanya, yaitu terbang dari atas menara masjid
agung di cordoba, mezquita. Seruan ibnu firnas mengundang penasaran banyak
orang untuk ikut menyaksikan apa yang akan diakukan manusia sok gila itu. Ibnu
firnas mulai meluncur bebas dengan konsep burung sederhana yang telah ia
rancang, tepuk tangan saling bersahut-sahutan menyambut keberhasilan ibnu
firnas, beliau berhasil mendarat dengan selamat, hanya beberapa cidera ringan.
Setelah
keberhasilan percobaan pertamanya itu beliau terus melakukan penelitian lebih
dalam dengan mengkolaborsikan beberpa ilmu yang dikuasainya, namun sayang pada
percobaan berikutnya ibnu firnas mengalami cidera punggung yang membuatnya
tidak bisa beraksi lagi. Tapi cidera itu tetap tidak menyurutkan keinginan dan
cita-cita ibnu firnas untuk terus mengembangkan penemuanya. Namun sayang,
setelah 12 tahun menahan cidera punggung atau sekitar tahun 888 M ibnu firnas
meninggal, dan meninggalkan banyak ilmu. Rasanya juga tidak ayal jika kemudian
penemuan ini ikut mengisi inspirasi penyempurnaan pesawat terbang yang
sering kita jumpai.
Jadi, jauh 1
abad sebelum wright bersaudara memamerkan penemuan pesawat terbangnya, ibnu
firnas sudah lebih dulu merancang konsep dasar mengenai dua sayap. Saya sendiri
tidak mengklaim penemuan ibnu firnas lebih sempurna dari konsepnya roger bacon
atau wright bersaudara, namun coba kita lihat rentan waktu yang terjadi antara
mereka, jelas ibnu firnas lebih hebat. Di masa kegelapan dunia barat, beliau
malah asyik terbang dengan kegilaanya dari atas menara masjid mezquita cordoba.
Ibnu firnas
hanya satu contoh kecil dari ilmuwan muslim yang namanya hampir tidak terbaca,
masih banyak sekali ilmuwan muslim yang seharusnya kita sebagai generasi muslim
harus lebih mengenal ilmuwan dalam islam itu sendiri, ketimbang familiar dengan
nama-nama ilmuwan barat. Saya takut kalau generasi setelah kita malah meng-kambinghitam-kan
para sejarawan karena tidak mencatat ilmuwan muslim dalam sejarah dan
ensiklopedi modern, hal ini sangat tidak etis, kita yang tidak mau mempelajari,
mereka kemudian mereka hilang. Dan sebagai gantinya, para sejarawan lah yang
salah karena mengubur sejarah?? Hah??!!
Saya tidak
menyuruh pembaca untuk melupakan atau tidak perlu tahu deretan nama ilmuwan
barat atau non muslim. Namun alangkah lebih indah jika kita mengenal saudara
kita terlebih dahulu, Mereka semua adalah sejarah dan itu sama-sama ilmu yang
bisa kita pelajari untuk mengambil nilai positif, jika mereka orang non muslim
bisa menciptakan karya hebat, kenapa kita tidak?? Jangan sampai kehebatan
mereka membuat kita minder dan kemudian membuat kita mundur untuk bersaing
dalam pendidikan dan penelitian.
“mungkin
rumput tetangga lebih hijau tapi saya akan menanam rumput yang lebih segar”
0 comments:
Post a Comment