Sebuah pertanyaan diajukan kepada
seorang pujangga:
“Apa perbedaan antara mereka yang
cintanya hanya seuntai kalimat yang terucap di bibir, dan mereka yang menjiwai
cinta serta menjalaninya?”
“Wahai murid-muridku, kalian akan
segera tahu itu!” jawab Sang Pujangga.
Sang Pujangga mengajak untuk
mendatangi sekelompok orang yang mengaku saling mencintai. Lalu dia
menghidangkan kepada mereka, masing-masing semangkok sup dengan sendok yang
panjangnya satu meter. Sang Pujangga mempersilahkan menikmat hidangan:
“Silahkan dimakan, tapi dengan sendok
panjang ini ..”
Berkali-kali mereka mencoba menikmati
hidangan tapi selalu gagal. Sup tumpah sebelum sampai ke mulut.
“Murid-muridku, mereka ini adalah
orang-orang yang cintanya hanya di bibir belaka, cinta mereka tak pernah turun
ke hati,” terang Sang Pujangga.
Sang Pujangga mengajak mendatangi
sekelompok lain yang tampak saling mengasihi. Dia menghidangkan kepada mereka
hidangan yang sama, masing-masing semangkok sup lengkap dengan sendok
semeternya. Tidak seperti kelompok pertama, masing-masing dari mereka mencendok
kuah lalu menyuapkannya kepada temannya. Mereka pun berhasil dan semua menjadi
kenyang.
“Mereka adalah orang-orang yang
cintanya bukan hiasan bibir belaka, tapi adalah hati dan jiwa. Mereka lebih
berfikir tentang kelompoknya ketimbang tentang dirinya sendiri.” Kata Sang
Pujangga kepada murid-muridnya.
“Seseorang yang hanya berfikir
memuaskan diri sendiri dari hidangan kehidupan maka selamanya akan kelaparan.
Sebaliknya, seseorang yang berfikir untuk berbagi kepada orang lain maka semua
akan kenyang dan puas,” imbuh Sang Pujangga memberi hikmah kehidupan.
Prabowo dan Jokowi, begitu pula para
timsesnya, menggemborkan kecintaannya kepada Indonesia dan bangsa Indonesia.
Adakah itu hanya buah bibir, atau benar-benar bersemayam dalam hati? Jawabannya
nanti usai pemilu. Konsep sederhananya adalah kesiapan untuk menjadi pemimpin
bagi semua jika menang, dan kesiapan untuk dipimpin dan memberi dukungan jika
kalah.
Leler-Banyumas, teruntuk para kyai
yang telah mengajarkan cinta sejati: KH. Idris Marzuqi Lirboyo, KH. Mashduqi
Mahfudz Malang, KH. Khatib Umar Jember, dan KH. Hamid Baidlowi Lasem.
Insya Allah perjuangannya akan kita
teruskan.
Repost : Status Facebook beliau
0 comments:
Post a Comment