Oleh : M. Akrom Adabi
Penelitian
merupakan salah satu upaya pemenuhan tridharma perguruan tinggi. Sebagai sebuah
tridharma, penelitian menjadi sesuatu yang teramat penting bukan karena paksaan
ataupun keharusan, melainkan karena memang seharusnya penelitian itu mendarah
daging dalam jiwa tiap mahasiswa.
Dalam
rangka menanamkan semangat meneliti pada jiwa mahasiswa, Pusat Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (P3M) STAI Al Anwar mengadakan kegiatan pelatihan
metologi penelitian, acara yang bertema “Pelatihan Metodelogi Penelitian
Tingkat Dasar” ini Diselenggarakan pada tanggal 3-4 Oktober 2015.
Pelatihan
yang diikuti oleh kurang lebih 110 peserta ini adalah sebagai upaya mengasah
kemampuan mahasiswa dalam bidang penelitian yang memang sangat diperlukan.
Selain itu, acara-acara seperti ini juga berguna untuk memperkuat tradisi riset
akademik di kalangan mahasiswa perguruan tinggi. Karena dengan kemampuan akademis peneliti yang bagus diharapkan
akan dapat memberikan kontribusi perubahan atau paling tidak pembelajaran
metodologi ini akan memudahkan seorang peneliti dalam menggali informasi
kemudian menuangkannya pada sebuah karya dan menjadi sebuah bacaan untuk
masyarakat luas.
Pada
pembukaannya, Muhammad Asif selaku penanggung jawab acara menjelaskan, di antara
tridharma perguruan tinggi adalah pendidikan, penelitian dan pengabdian. Ketiga
elemen penting ini tidak dapat dipisahkan. Pelatihan metodologi ini merupakan
upaya dari P3M dan STAI Al Anwar khususnya, untuk meningkatkan/setidaknya untuk
membekali mahasiswa dan dosen sebagai pendukung terlaksananya tridharma
perguruan tinggi.
“Pengetahuan
mengenai metodologi penulisan memang sangat diperlukan, terutama mahasiswa
semester 7 yang akan melangsungkan skripsi. Penerapan dalam metodologi akan
dibuktikan dalam praktik penulisan skripsi. Adakah mahasiswa bisa memahami
metodologi ataukah tidak”, terang Muhammad Asif.
Dalam
kesempatan lain, ketua STAI Al Anwar, Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen menjelaskan.
Meskipun mahasiswa yang akan menghadapi skripsi adalah mahasiswa angkatan
pertama, bukan berarti boleh adanya ketidak sempurnaan dalam tugas tersebut.
Justru karena ini adalah mahasiswa pertama, maka penting sekali diadakan acara
pelatihan ini. “saya berharap penulisan
skripsi bisa dilakukan dengan sangat baik dan para mahasiswa bisa menjadi
mahasiswa yang professional”. tutur doctor jebolan Al Azhar Mesir tersebut.
Pelatihan
yang dilangsungkan di lantai satu gedung selatan STAI Al Anwar ini juga diikuti
oleh beberapa dosen. Hal ini memang sengaja dilakukan agar para dosen mampu
memahami betul tingkat pemahaman para mahasiswanya yang sebentar lagi akan
melangsungkan skripsi itu. Dari beberapa dosen yang mengikuti pelatihan,
diantaranya memang disiapkan untuk menjadi dosen pembimbing.
Pelatihan
yang dinarasumberi langsung oleh peneliti senior LIPI, Bapak Anas S. Mahfudz, ini
dibagi pada enam sesi. Sesi pertama adalah mengenai epistimologi penelitian. Dalam
sesi ini, para dosen dan mahasiswa STAI
Al Anwar diperkenalkan mengenai dunia penelitian dengan memberi
suntikan-suntikan serta stimulus guna menarik minat peserta dalam melakukan
penelitian. Narasumber juga beberapa
kali menekankan bahwa penelitian itu penting, dan kita harus jadi seorang
peneliti. Menjadi seseorang yang kritis ketika melihat berbagai kenyataan serta
fenomena yang ia lihat. Dalam sesi pertama ini, Bapak Anas juga kembali
mengingatkan bahwa peneliti tidak cukup hanya berusaha menjelaskan tapi juga
mampu memberikan kontribusi yang nyata. Pada intinya penelitian adalah mencari
sebuah pola yang kurang rapih untuk kemudian dapat dirapihkan, atau bahkan mempolakan
sesuatu dari yang sebelumnya nampak tidak berpola.
Pada
pelatihan sesi kedua, narasumber memberikan sebuah contoh penelitian yang
membagi agama dalam konteks lapisan dogmatis sampai budaya yang
mempengaruhinya. Berturut pada pelatihan sesi ke empat dan lima, para peserta
diajak kembali untuk mengenali berbagai macam jenis penelitian, maksud serta
instrumen yang ada pada jenis tersebut. Metode penelitian memang sangat
diperlukan, sebagaimana yang ditegaskan bapak Anas bahwa pembelajaran metode
ini sangat berguna agar jangan sampai nanti ketika kita akan membunuh nyamuk
tetapi justru menggunakan bom nuklir. Dengan menggunakan metode yang tepat,
tentunya akan lebih memudahkan peneliti dalam mengoptimalkan penelitianya.
Sesi
kelima, Dalam sesi ini, diberiakan suatu pelatihan langsung tentang pembuatan
proposal penelitian yang baik dan benar, yang pada intinya proposal adalah
menjelaskan dan meyakinkan kepada yang diberi proposal bahwa penelitian
tersebut adalah sebuah penelitian menarik yang layak untuk diteliti. Dalam
proposal, peneliti juga harus menjelaskan bagaimana nantinya cara yang dia
gunakan dalam meneliti. Proposal harus menjelaskan objek dan cara kajian yang
jelas. Singkatnya, dalam sesi ini, para peserta diajarkan instrumen proposal
serta bagaimana sebenarnya proposal yang baik. Kemudian dilanjutkan pada sesi
terakhir, para peserta diajak untuk belajar bagaimana cara atau tahapan dalam
pencarian data dan cara menganalisanya.
Semangat
meneliti bisa saja ditumbuhkan. Banyak sekali hal yang dapat kita teliti
sekarang ini. Ibarat melihat gunung dari pesawat maka kita akan melihat
hamparan pepohonan hijau nan rindang, lalu bagaimana jadinya kalau kita turun
dan melihat pegunungan itu dari dalam. Kita akan melihat kebuasaanya,
keindahannya, keunikannya dan kita mampu merasakan kesunyian serta hawa dingin
yang memasuki rongga pernapasan. Begitulah, ada banyak hal yang bias kita
teliti dan kita kaji.
Kemampuan
akademis peneliti yang bagus akan memudahkan seorang peneliti menggali
informasi kemudian bisa menulis serta menyampaikan apa yang telah didapatkan. Dengan
penelitian pula setidaknya akan bias menaikan kualitas ilmiah sebagai representasi
suatu institusi pendidikan dan kualitas sumber daya manusia. selain itu, secara output akan menghasilkan
kualitas lulusan sarjana yang dapat memberikan kontribusi positif pada
masyarakat.
0 comments:
Post a Comment