Wisata Kali Urang
Dengan Suhu
berkisar 20-25 derajat celcius, udara disini terasa benar-benar segar dan
menyejukan, saya dan teman-teman memang sedang berada di daerah perbukitan,
mungkin hampir seperti pegunungan, kami berada di kaki gunung merapi, atau
tepatnya biasa disebut wisata Kali Urang. Jaraknya sih mungkin sekitar 28
kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Minat berkunjung?? Mending baca ini dulu.
Karena
datang terlalu pagi akhirnya kami harus menunggu, wisata tersebut dibuka baru
pada pukul 08.00 WIB, para wisatawan yang ingin berkunjung akan dikenakan biaya
Rp.2000 ,-, oh iya, 500 rupiah sebagai biaya asuransi, lumayan juga kalau
kecelakan dapat uang 500 perak kwkwkw,,,, ( oOps, bukan gitu pemirsa, kidding)
hehe…
Pas berhasil
masuk, kami langsung disuguhin tiga jalan, kita ambil jalan yang lurus dulu,
siapa tahu dapat wangsit ( apa hubungannya :/ ), eh, ternyata disana ada air
terjun, tingginya mungkin hampir mencapai 50 meter, lihat nih penampakannya ( kebetulan sedang tidak ada airnya kwkwkw).
Karena sudah
mentok akhirnya kami coba pulang dan ambil jalan lain dari 3 jalan utama tadi,
yang lurus sudah kami coba, sekarang pilih kiri atau kanan. Tengok ke kiri kami
melihat bukit yang tidak terlalu tinggi, dan ada taman seluas 10.000 meter
persegi anak-anak bisa bermain ayunan, perosotan, atau berenang di kolam renang
mini. Selain itu di taman yang dihiasi oleh patung jin ala kisah 1001 malam, ada
juga lho beberapa jenis patung hewan, anak-anak juga bisa bermain mini car atau
memasuki mulut patung seekor naga yang membentuk lorong kecil dan berakhir di
bagian ekornya.
Pas coba
tengok ke kanan wah ada penampakan bukit yang tinggi dan rimbun. Jadi keinget
tuh kata-kata dari Om Anis Baswedan “ pilhlah jalan mendaki karena akan
mengantar kita pada puncak-puncak baru “, ya udah tanpa pikir pendek ( dan juga
tanpa pikir panjang, kan emang gak bisa mikir haha )kami pilih yang kanan karena
bagian kanan kelihatannya mendaki, biar kelihatan wisata beneran J, ini nih
baru tantangan.
Jam
menunjukan pukul 08.27 WIB, Kami berjalan menyusuri, ( eh menaiki ) sisi barat
Bukit Plawangan, kami kira tingginya sekitar 800 meter, karena ada papan
petunjuk “ 800 meter pusat penangkaran burung ”, eh ternyata… ( lihat
episode selanjutnya kckckc) Baiklah, karena paginya udah ngabisin nasi 2
bungkus + bungkusnya, ya lumayanlah dapat tenaga ekstra untuk naikin nih bukit,
menempuh perjalanan lintas alam melalui jalan tanah yang diapit pepohonan dan
lereng rimbun, sangat menyenangkan dan menegangkan karena disalah satu sisi
jalan pasti ada jurang. Ya, jalan batu tingkat ini berada disisi bukit yang
kemiringannya sekitar 60-80 derajat, jalannanya pun sangat sempit dan saya kira
sedikit berbahaya untuk seorang wanita ( jiahaha,,, biar dikira perhatian
dikitlah…). Kita harus melewati jalan seperti ini terus sampai puncak, keren.
Sepertinya
kami sudah berjalan 800 meter tapi mana penangkaran burungnya, bukannya
penangkaran burung eh di sini malah banyak monyet liar, perjalanan jadi semakin
mengasyikan, jalan batu dengan lebar tidak lebih dari 2 meter, disisinya ada
jurang curam dan jalan terus naik, ditambah perjalanan kami yang ditemani
monyet-monyet di pohon, semua ini menambah tantangan baru.
Kami sudah berjalan terus mendaki hampir 60 menit, jalan tempuh pun sudah mencapai 1,5 KM lebih. Dan kami mencapai di puncak bukit ini,…pas dipuncak eh ada Nampak tuh satu bukit lagi, Karena belum puas, akhirnya kami berencana menyelesaikan satu lagi. Kami mulai menyusuri jalan turun, eh ternyata kami bertemu dengan rombongan lain, yang baru mau turun dari gunung tersebut, mereka mengajak pulang karena pukul 9.30 kita semua harus sudah berada di Bus, iya juga, saking asyiknya sampai lupa waktu sudah pukul 09.40 WIB, udah telat 10 menit. Waduwh masih ingin naikin sebenarnya tapi karena waktu tidak menncukupi kami putuskan untuk kembali.
Sambil turun
bukit pikiran dan badan sudah mulai kembali fresh, lumayan bisa buat merenung,
hehe,,,
“ kalau anda
terus berada pada zona aman anda tidak akan bisa merasakan hangatnya aroma
peperangan “ wuuiih,,, sok bijak nih
akrom adabi kwkw,,,
Iya tapi
menurut saya bener juga sich, kita sering memilih dan menginginkan hal yang
mudah dalam kehidupan akibatnya ketika kesulitan datang kita akan merasa sangat tertekan, karena terbiasa dengan yang
mudah, pantesan kan Om Anis Juga Nyaranin buat pilih jalan mendaki, karena ada
puncak-puncak baru disana yang bisa kita temukan, juga sebagai bahan latihan
buat kita.
Sebaliknya
jika terus berada pada zona aman, ya kita akan ngerasain aman-aman saja,
dirumah nonton TV, pijitin Hp sama nyruput secangkir kopi, gitu terus kegiatan
sehari-hari, ya kita gak bakal merasakan sama sekali jika diluar sana ada
banyak hal baru yang sebenarnya ingin kita kuasai, tapi karena kita tidak mau
keluar rumah, kita tidak mengetahui hal-hal baru tersebut. Ya hidup akan terus
berjalan seperti itu, berada pada zona aman justru akan membuat kita tidak
nyaman J
Sarang,
tempat yang indah untuk memasuki zona peperangan.
Rembang, 1
Ramadlan 1435
Wiih, jadi kepengen nih wisata kesana, udara nya pasti sejuk gak kayak di pekanbaru :(
ReplyDeleteane juga kepengen banget kuliah di jogja
smoga kapan2 dpt main kesana gan,,juga studi disana :)
Deletetetap smangat
Liburan ya? Hehe... Jadi pengen jalan2 ke yg sejuk sejuk nih :D Wisata Tanah Air juga sebenarnya gk kalah sama luar neregi. Cuma, pemeliharaannya yg kurang. Coba saja fasilitas dan kenyamanan wisata kita bisa diacungkan jempol, bisa menarik perhatian turis asing sampai yg dari Indonesia sendiri. Love Indonesia !!
ReplyDeletehehe,,, betul bgt,,,tapi itu juga bukan tugas pemda dan pempusat,,,, kita sebagai arga juga punya tugas, menjaga dan ikut melestarikan keberlangsungan keindahan indonesia,,,
Deleteteteo bangga pokoke sebagai warga indonesia :)
wah kapan" kalo kesana ajak ane dong gan :D Tempat Download Software Komputer Terlengkap
ReplyDelete