Negara Maritim Apa Negara Api?
M. Akrom Adabi
Petruk baru dilantik jadi seksi
Kemaritiman kelas XI C SMK Negeri 1 Tweetwar. Rijal Rompi, lagi-lagi di
resuffle gara-gara sering bikin gaduh kelas. Gayanya yang sok peduli dan enteng
komentar itu bikin pak wali kelas ilfil, makin geram dan naik pitam. Petruk pun
cukup senyam-senyum sambil blusukan pura-pura megang sapu.
Bak menteri, eh, seksi yang
profesional, sehari setelahnya, cepat-cepat dia bikin jumpa pers biar gak cuma
koar-koar di twittwar atau instagram. “Kita ini negara maritim apa negara api, Truk?”
tanya gareng yang diam-diam juga pengen jadi menteri. “Ya, jelas maritim-lah” orang
lautnya aja seluas jidat kamu” jawab petruk sambil cengengesan ngelus-ngelus
irong (Hidung). Gareng cukup geleng-geleng sambil mesem nyimpen jawaban.
Lama-lama kepala Petruk panas debat
sama Gareng, padahal petruk udah berkali-kali ngeyakinin kalau Indonesia itu
negara maritim, pokoknya maritim bukan Maritem apalagi Maerot. Gareng sendiri masih
kurang yakin jika ini negara maritim. Lha wong di Kalimantan, Sulawesi dan
Sumatra aja hutannya kebakar nyampe 40.000 Hektar. “Gk mungkin bisa dilakuin
kecuali negara ini negara api, kita ini bangsa api, Truk. Jadi mending
sampyan ganti keseksiannya menjadi seksi ke-API-an, biar greget”.
Petruk cukup sabar dan gak koar-koar
di twitter masalah debat tersebut. Sebagai pejabat publik anyaran, petruk harus
bisa menjaga martabat dirinya dan instansi yang ia pimpin. Selesai sidang
petruk dikerumunin wartawan. Maklumlah, pejabat anyaran. Anehnya, petruk nolak
saat wartawan meminta foto-foto rapat perdanya diunggah ke sosial media “Saya
senang dan akan menjaga martabat saya. Beda sama Setya Novianton dan Fadli
Husnudzon yang gara-gara selfinya sama Donald Bebek, mereka dikecam publik”.
Petruk kembali menjelaskan prinsipnya
pada wartawan “Seharusnya Donald Bebek itu mainan anak-anak. Kog tega-teganya
DPR selfi tanpa malu-malu sama Donald bebek. Kalo saya gak gitu”.argumennya
bikin wartawan ketawa bukan kepalang.
“Jadi Pak Petruk, kenapa mereka
melakukan selfi dan mengunggahnya?” Geruduk wartawan sambil manggil “Pak”,
pasalnya petruk ogah dipanggil dengan “Mas” semnjak 1 detik setelah dilantik
jadi menteri. Petruk dengan wibawanya coba jelasin bahwa foto tersebut diunggah
agar Setya Novianton dkk itu dianggap masih anak-anak. “Nah, dengan begitu,
wajarkan kalo anak-anak minta tambahan uang jajan??”.
Wartawan makin salut akan kejeniusan
petruk, tapi entah kenapa, ada seorang wartawan kembali bertanya, negara ini
maritim apa negara api pak petruk?.
Petruk bilang belum bisa jawab
sekarang, yang jelas dirinya masih coba fokus dengan tugas barunya dan gak
ingin mikirin masalah yang sepele kayak gini. Dia sadar kalo ujung-ujungnya
wartawan itu akan tanya soal kebakaran hutan kaya debatnya sama Gareng tadi. ”
Jadi begini bapak-bapak yang tehormat, kebakaran tersebut adalah kesalahan
Koesplus!!”. Wartawan jadi tambah bingung
“Jadi, gara-gara lirik
lagu Koes Plus,
Orang bilang tanah kita
tanah surga….
Negara kita ini jadi surga
beneran tapi cuma tananhnya. Air, pohon dan udaranya malah jadi neraka. Intinya
untuk saat ini kami akan usul ganti nama jadi seksi ke-api-an. Jika tidak
diizinkan, maka kami akan coba usulan kedua; mengganti lirik lagu pak Koes,
Orang bilang tanah kita
tanah surga, juga hutan, udara dan terutama lautnya…..
Biar tidak ada lagi yang
namanya kebakaran hutan. Titik.”
Jumpa pers siang
itupun ditutup dengan doa bersama mendoakan korban crane di Saudi, alfātihah….
mangyeeekkk....
ReplyDeletekempriyek... :D
ReplyDelete